rambut anak sehat
KOK, RAMBUT SI KECIL TIPIS?
Tak
perlu khawatir jika rambut anak tipis. Selama ia sehat, tak ada
masalah. Apalagi pada bayi, yang tumbuh adalah rambut sementara, bukan
rambut permanen.
Banyak mitos yang masih dipercaya tentang
perawatan rambut bayi dan anak. Misalnya, rambut digunduli agar nantinya
tumbuh lebat. "Hal itu tidak benar. Memang, sehabis dicukur, rambut yang tumbuh akan terlihat tebal," ujar dr. Titi Lestari Sugito, Sp.KK dari Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM.
Menggunduli
rambut bayi, kata Titi, sebetulnya hanya tradisi. Dari segi medis,
tidak ada hubungannya mencukur rambut dengan rambut tebal. Rambut bayi
sangat tergantung faktor genetik. "Kalau memang dari sononya jenis rambutnya tipis, mau dicukur berapa kali pun, keluarnya akan tetap tipis juga," kata Titi. Selain tebal-tipis rambut, warna rambut pun sudah ditentukan secara genetik.
Folikel
(selubung akar rambut) terbentuk sejak anak berada dalam kandungan dan
terus berkembang hingga lahir. Rambut bayi baru lahir adalah rambut
sementara atau velus. "Rambut velus biasanya sangat halus dan lebih tipis dari rambut tetap,"
terang Titi. Rambut sementara ini akan rontok dengan sendirinya sebelum
anak berusia setahun, kemudian berganti dengan rambut tetap (permanen).
Pada minggu pertama kelahiran, kadang bayi mengalami kebotakan. "Enggak
apa-apa. Ini biasa terjadi di daerah yang biasa tertekan. Misalnya,
karena terlalu lama tidur telentang atau karena gesekan dengan bantal."
Tekanan dan gesekan akan memudahkan velus rontok, sehingga timbul
kebotakan. Setelah setahun, velus biasanya rontok seluruhnya dan
berganti rambut permanen.
Jadi, rambut pada bayi dan anak adalah
akumulasi dari faktor genetik ditambah faktor-faktor luar yang
mempengaruhi. Faktor genetik tak sebatas ayah-ibu tapi juga bisa dari
kakek-nenek.
FAKTOR LUAR
Selain faktor genetik, faktor gizi juga berperan. Anak kurang gizi, misalnya, tekstur rambutnya pasti akan terpengaruh. "Warna rambut jadi merah, lebih kering, lebih mudah patah, tipis, mudah rontok," jelas Titi.
Selain itu, dipengaruhi pula oleh hormon. Salah satunya hormon androgen. "Sering
ada bayi yang rambutnya sangat lebat saat lahir. Bisa saja itu karena
pengaruh hormon androgen ibunya. Soalnya, dia belum bisa memproduksi
hormon androgen." Setelah lahir, lanjut Titi, lama-lama efek androgen yang terbawa dari ibunya hilang. "Rambut si kecil pun rontok, berganti dengan rambut aslinya yang mungkin lebih tipis."
Faktor
lingkungan juga sangat berperan. Banyak kena sinar matahari atau
polusi, juga akan mempengaruhi tekstur rambut. Begitu pula penyakit,
semisal seboroik (ketombe), yang sering terjadi pada bayi atau anak. "Ini juga ikut mempengaruhi."
Setelah fase rambut tetap, faktor-faktor tadi bisa mempengaruhi tekstur rambut anak. "Pada rambut, sifat aslinya ditentukan oleh gen, tetapi dipengaruhi faktor luar pula." Jangan lupa, perawatan juga ikut mempengaruhi tekstur rambut.
Meski rambut anak sudah permanen, menurut Titi, orangtua tak usah bingung bila menjumpai rambut rontok. "Itu lumrah. Siklus kehidupan rambut memang begitu,"
ujarnya. Kerontokan masih dianggap normal asalkan tak lebih dari 100
helai per harinya, sementara kecepatan tumbuh rambut sekitar 0,3 mm per
hari.
Yang jelas, selama anak sehat, pertumbuhan rambut akan sesuai dengan faktor genetik. "Cuma, faktor-faktor lain di luar faktor genetik juga bisa mempengaruhi tekstur rambut."
SOAL SELEDRI & KEMIRI
Meski
sebagian besar mitos tentang rambut tak bisa dijelaskan secara medis,
ada beberapa di antaranya yang masuk di akal. Misalnya, agar rambut
tebal, harus diolesi minyak kemiri. Ada juga yang menyarankan pemakaian
seledri atau air kelapa muda.
Menurut Titi, secara empiris atau berdasar pengalaman, mungkin mitos tadi ada benarnya. "Kemiri,
kan, mengandung minyak. Nah, minyak bisa digunakan untuk mengatasi
rambut yang kering atau kurang subur. Tapi dari segi farmakologis belum
pernah diteliti, apa isi, kandungan, dan dampak kemiri."
Yang jelas, lanjutnya, selama tidak menimbulkan efek samping, mencoba cara-cara tadi tentu boleh-boleh saja. "Cuma
terkadang bahan alami seperti itu mengandung zat yang tak kita ketahui
yang bisa mengiritasi kulit kepala bayi. Padahal, kulit bayi lebih
rentan dan mudah teriritasi oleh bahan-bahan dari luar. Ini yang harus
hati-hati."
RAGAM GANGGUAN
Berikut sejumlah gangguan pada rambut anak.
1. Gangguan akibat infeksi.
Misalnya
infeksi jamur. Ini yang paling sering pada bayi dan anak, karena di
kulit kepala banyak kelenjar lemak yang disukai jamur. Pengobatannya
bisa dengan obat antijamur.
2. Kerak kepala atau seboroik.
Sering
menyerang bayi, diduga akibat pengaruh hormon androgen dari ibunya,
sehingga kelenjar lemak aktif. Kelenjar lemak kulit (sebum) keluar dari
tempat yang sama dengan keluarnya rambut. Jika kelenjar lemak sangat
aktif, akan mengeluarkan lemak lebih banyak. Nah, lemak inilah yang akan
menimbulkan lapisan yang menumbuhkan kerak.
Kerak kepala bersifat sementara. "Bila hormon androgen habis, kerak akan hilang dengan sendirinya." Namun, karena seringkali kerak kepala disertai rasa gatal, tentu tak perlu menunggu sampai hormon habis. "Meski tidak membahayakan, kerak ini mengganggu kenyamanan dan dapat mengganggu pertumbuhan rambut secara sehat."
Orang
tua bisa menghilangkannya dengan semacam minyak dan bahan-bahan
antiseboroik yang membantu mempercepat pengelupasan. Biarkan semalaman
agar kerak menjadi lunak. Esok harinya, cuci rambut dengan air hangat
hingga bersih.
3. Infeksi bakteri.
Misalnya
terjadi bisul-bisul di kepala. Untuk mengatasinya, bisa diberi
antibiotik. Kalau hanya di kulit, memang tidak membahayakan. Dengan
menjaga kebersihan, akan hilang dengan sendirinya. Kecuali jika imunitas
dan gizi sang bayi buruk, infeksi bisa meluas. Tapi ini jarang terjadi.
Beberapa
penyakit genetik akan membuat rambut tidak bisa tumbuh lagi. Tapi hal
ini biasanya disertai kelainan pada kelenjar keringat, sehingga anak
tidak bisa mengeluarkan keringat. Bisa juga penyakit genetik akibat
faktor autoimun. "Badannya
menghasilkan antibodi terhadap akar rambut, sehingga rambut jadi rusak.
Akibatnya, rambut tak bisa tumbuh. Penyakit genetik ini bisa membuat
rambut rontok di seluruh kepala bahkan ada yang sampai alis dan bulu
mata.
smbr:dranak
0 komentar:
Posting Komentar